Rendahnya Mutu Pendidikan Indonesia

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan sesorang untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu diri dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Melalui pendidikan seseorang dapat mengembangkan bakat dan kemampuannya sehingga hidupnya dapat memberikan manfaat bagi dirinya sendiri dan bagi orang yang ada disekitarnya.

Salah satu permasalahan yang dihadapi Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan lainnya, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang memadai.

Upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah berhenti. Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui Depdiknas. Upaya itu antara lain dalam bidang pengelolaan sekolah, peningkatan sumber daya tenaga kependidikan, pengembangan/penulisan materi ajar, serta pengembangan paradigma baru dengan metodologi pengajaran dan pembelajaran kontekstual.

Japan Flag
Indo - Japan Flag

Dilihat dari tujuannya, Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) bertujuan untuk mengembangan seluruh kompetensi siswa.  Siswa dibantu agar kompetensinya muncul dan dikembangkan semaksimal mungkin.  Dengan KTSP siswa akan dibawa memasuki kawasan pengetahuan dan penerapan pengetahuan yang didapatkan melalui pembelajaran, dengan demikian kompetensi siswa (ability, skill, knowledge) akan berkembang melalui proses belajar mengajar.
Orientasi pendidikan selama ini cenderung menitikberatkan pada penguasaan materi semata yang terbukti keberhasilan hanya terjadi pada kompetensi jangka pendek tetapi gagal membekali anak dalam memecahkan masalah atau persoalan jangka panjang (Nurhadi, 2004).  Secara umum pembelajaran bahasa Indonesia  yang selama ini diterapkan kurang mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan juga belum secara optimal membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan peserta didik sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pembelajaran yang selama ini diterapkan adalah pembelajaran konvensional yang monoton, berupa transfer pengetahuan dari guru ke siswa secara searah. Mata pelajaran bahasa Indonesia yang tujuannya untuk membentuk pola pikir kritis, deduktif, aksiomatis, dan dapat mengaplikasikan pragmatik,  belum dapat terwujud secara baik.  Hal itu diprediksi karena pola pembelajaran bahasa Indonesia hanya cenderung menitikberatkan pada aspek penguasaan materi (subject mater orinted) belum menuju ke aspek kecakapan hidup (life skill oriented). Apabila diorientasikan pada penguasaan life skill, bahasa Indonesia akan dapat digunakan peserta didik untuk menghadapi kehidupan nyata. Menurut Depdiknas(2002) dalam Nurhadi (2004) menyebutkan bahwa sebagian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan digunakan/dimanfaatkan. Siswa memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik sebagaimana mereka biasa diajarkan yaitu menggunakan sesuatu yang abstrak dan metode ceramah. Mereka sangat butuh untuk memahami konsep-konsep yang berhubungan dengan tempat kerja dan masyarakat pada umumnya dimana mereka akan hidup dan bekerja. 
SD di Jepang
SD di Jepang

Itulah sekelumit Pendidikan di Indonesia. Sebagai bahan perbandingan Sistem Pendidikan Jepang yang Negaranya maju dengan Indonesia bisa anda baca dalam Artikel ini http://azgi.blogspot.com/2013/02/sharing-sistem-pendidikan-di-jepang.html

Demikian Artikel ini saya buat, PARANOID mengucapkan selamat Membaca

0 komentar untuk Rendahnya Mutu Pendidikan Indonesia